Selasa, 25 September 2012

MACHOOO tak I !!!!

GOLDEN RATIO

Golden Ratio – Pada Anatomi Tubuh Manusia
Tubuh manusia pun tak luput dari rasio tersebut. Coba anda hitung sendiri :
* panjang dari pangkal lengan – sikut / sikut – ujung jari
* panjang dari ubun ubun – dagu / ubun ubun – sambungan kepala leher
* panjang lutut ke kaki / panjang dari abdomen ke lutut…dan lain sebagainya… Semuanya terpaku di angka 0,61… Jari-jari kita pun juga mengandung Golden Ratio.
Perbandingan antar buku jari pun ternyata sesuai dengan deret Fibonacci : 2, 3, 5 dan 8 yang merupakan Deret Fibonacci –

Golden Ratio Points.
Golden Ratio Points Berlaku pula untuk Organ Dalam Tubuh Kita yaitu Paru-paru. Pada Tahun 1987, B.J West & Dr. A.L Goldberger berhasil mengungkapkan Golden Ratio di paru-paru kita. Secara anatomis, paru-paru kita mirip bentuk pohon yang sudah kering. Coba amati lebih teliti, bentuknya pun tidak simetris. Sebagai contoh, saluran udara yang memisahkan 2 bronchi; salah satunya lebih panjang dari yang lain. Bentuk a-simetris ini terus berlanjut ke cabang berikutnya. Dan yang menakjubkan, rata-rata bronchus yang satu dengan bronchus yang lain ada di angka 0,61.

 

Sekadar Renungan.....

Jumaat, 10 Ogos 2012

PAMERAN LITERASI BAHASA

Program     :  PPG
Opsyen       :  Pengajian Bahasa Melayu
Kumpulan  :  1
Semester    :  2





MUTIARA KATA...SEKADAR RENUNGAN...

  

Hidup memerlukan pengorbanan. pengorbanan memerlukan perjuangan. perjuangan memerlukan ketabahan. ketabahan memerlukan keyakinan. keyakinan pula menentukan kejayaan. kejayaan pula akan menentukan kebahagiaan.
Jika anda menyayangi seseorang itu kerana Allah, maka janganlah bertengkar dan berbalah dengannya, janganlah menanyakan sesiapa tentangnya, kerana orang yang ditanya itu mungkin memberitahu anda perkara yang mengelirukan yang boleh menghalang perhubungan anda dengan orang itu.
“rezeki.. ada di mana2, datang tanpa diduga, tepat pada masa, yg penting, usaha & tawakkal”
Perbezaan antara orang yang berjaya dengan orang yang gagal terletak pada rohaninya. apa yang dapat difikirkan menentukan apa yang akan dicapai.
Bukti yang paling jelas tentang ketajaman akal fikiran seseorang ialah apabila ia dapat mempernyatakan apa yang ia mahu dengan secara ringkas.
Orang yang terakhir tertawanya, tentu lebih banyak tertawa.
Berfikir secara rasional tanpa dipengaruhi oleh naluri atau emosi merupakan satu cara menyelesaikan masalah yg paling berkesan
Apakah diharapkan hujan tanpa awan.
Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya, “Setiap mata akan menangis pada hari kiamat kecuali mata yang menutup dari melihat sesuatu yang haram, mata yang berjalan malam dalam jihad pada jalan Allah dan mata yang menitiskan air mata sekali pun sebesar kepala lalat kerana takutkan Allah.” (H.R Abu Naim)
Sesiapa yang tidak pernah merasai kepahitan tidak akan mengenal kemanisan.
Dunia ini ibarat pentas. Kita adalah pelakonnya. Maka berlumba-lumbalah beramal supaya hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Selemah-lemah manusia ialah orang yg tak boleh mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yg mensia-siakan sahabat yg telah dicari ( Saidina Ali)
Sahabat yang setia bagai pewangi yang mengharumkan. Sahabat sejati menjadi pendorong impian. Sahabat berhati mulia membawa kita ke jalan Allah.
Jadilah cahaya suram yang kekal abadi sinarannya dan elakkan daripada menjadi cahaya terang yang bersifat seketika cuma.
Cakap sahabat yang jujur lebih besar harganya daripada harta benda yg diwarisi dari nenek moyang (Saidina Ali)
Air mata wanita adalah senjata yang membuahkan kemenangan.
Berfikir itu cahaya, kelalaian itu kegelapan, kejahilan itu kesesatan dan manusia yang paling hina ialah orang yang menganiaya orang bawahannya.

SEBUAH RENUNGAN BAGI PARA REMAJA KITA...


Bonda,
Dalam hati pernah bercerita.
Berkata tentang kita.
Tentang susah senang hidup kita.
Tentang pahit getir perjalanan kita.
Bonda,
Jika dahulu aku buntu.
Jika dahulu aku runsing.
Dan jika dahulu aku buta.
Doa mu masih tak jemu menyusurku.
Bonda,
Biar merpati beralih arah.
Mendung timbul di celahan kaca.
Hujan turun di kutub utara.
Kau insan terindah figura dunia.
Warna memori.
Adakala terluka dan terhiris.
Tiada ku kecil dan tiada ku besar.
Dan bila sang hitam menjelma.
Wajah mu sering bermain di kotak mindaku.
Hingga terbawa di buai lena maya.
Bonda,
Katakan lah apa saja.
Lautan merah aku renangi.
Gunung tertinggi aku daki.
Si pelangi aku cari.
Setia ku tak kan pudar.
Walau datang ribut melanda.
Bonda,
Jika aku pergi dulu.
Jangan ditangisi semua itu.
Tidak ku sanggup melihat dirimu berduka lagi.
Akan ku kenang peristiwa semalam.
Mencintai mu adalah perkara teristimewa.
Buatku bonda.

CERITA KANAK-KANAK


Tersebutlah kisah nun jauh di pedalaman, tinggalnya seorang pemotong kayu yang tua dan miskin. Adapun kemampuannya hanyalah mencari rezeki dengan menebang pokok yang sederhana besarnya untuk dijual sebagai kayu api. Hanya isterinyalah peneman hidup saban hari tanpa dikurniakan anak.
Dijadikan cerita, takdirnya pada suatu pagi.......
Pergilah si tua tersebut jauh ke hutan untuk menebang pokok untuk dibuat kayu api. Tidak seperti kebiasaannya, kali ini si isteri tidak dapat menemani si suami kerana sakit.
Maka ke hutanlah si tua seorangan awal pagi sebelum terbit mentari untuk mencari kayu api. Seharianlah si tua menebang pokok dengan kapak besinya yang telah uzur seuzur usianya.... Sehinggalah kepenatan tidak jua dia berhenti.....
Tiba-tiba... genggamannya semakin lemah lalu terlepas kapak kesayangan dari tangannya lalu tercebur kedalam sungai yg dalam. Menangis sayulah si tua kerana kehilangan kapak yang menjadi punca rezeki... hendak terjun mencari takut disambar arus... meratap lah ia mengenangkan nasib...
Maka...bersimpatilah pari-pari dilangit melihat kegundahan si tua tersebut.... lalu turunlah ia bertanya... "wahai orang tua... kenapa bersedih hati"...
Dengan nada perasaan takut dan terkejut diperamati benar-benar, maka tahulah dia si pari-pari telah turun kebumi menyapakan....lalu diceritakan apa yang berlaku...
"Baiklah..akan kubantu mencari kapak engkau yang tenggelam"... lalu dengan serta merta terjunlah si pari-pari ke dalam sungai.... selang beberapa minit timbul lah kembali si paripari sambil mebawa kapak emas lalu dihulur kepada situa.... Dengan sedih jawab situa "..bukan..ini bukan kepunyaan hamba...tidak mampu hamba memiliki kapak emas ini"....
Lalu terjunlah sekali lagi si pari-pari ke dalam sungai dan timbul kembali bersama kapak perak. Tidak jua mengaku si tua kerana itu bukan kapak miliknya. Sekali lagi si pari-pari terjun lalu membawa pula kapak gangsa. Tidak juga si tua itu menerimanya sehinggalah si pari-pari membawakannya kapak besi yang uzur.
Maka apabila terpandang akan kapak itu...giranglah hatinya kerana itulah kapak miliknya. Lalu si pari-pari menyerahkan kapak tersebut kepada si tua. Sebagai balasan kejujuranya kapak emas, perak dan gangsa turut dihadiahkan.
Pulanglah si tua dengan hati yang gembira. Sesampainya ke rumah lalu diceritakan kepada isterinya apa yang berlaku. Si isteri turut bergembira dengan kejujuran suaminya.
Keesokan harinya isteri si tua itupun sihat...

Keledai dan Garam Muatannya

Seorang pedagang, menuntun keledainya untuk melewati sebuah sungai yang dangkal. Selama ini mereka telah melalui sungai tersebut tanpa pernah mengalami satu pun kecelakaan, tetapi kali ini, keledainya tergelincir dan jatuh ketika mereka berada tepat di tengah-tengah sungai tersebut. Ketika pedagang tersebut akhirnya berhasil membawa keledainya beserta muatannya ke pinggir sungai dengan selamat, kebanyakan dari garam yang dimuat oleh keledai telah meleleh dan larut ke dalam air sungai. Gembira karena merasakan muatannya telah berkurang sehingga beban yang dibawa menjadi lebih ringan, sang Keledai merasa sangat gembira ketika mereka melanjutkan perjalanan mereka.
Pada hari berikutnya, sang Pedagang kembali membawa muatan garam. Sang Keledai yang mengingat pengalamannya kemarin saat tergelincir di tengah sungai itu, dengan sengaja membiarkan dirinya tergelincir jatuh ke dalam air, dan akhirnya dia bisa mengurangi bebannya kembali dengan cara itu.
Pedagang yang merasa marah, kemudian membawa keledainya tersebut kembali ke pasar, dimana keledai tersebut di muati dengan keranjang-keranjang yang sangat besar dan berisikan spons. Ketika mereka kembali tiba di tengah sungai, sang keledai kembali dengan sengaja menjatuhkan diri, tetapi pada saat pedagang tersebut membawanya ke pinggir sungai, sang keledai menjadi sangat tidak nyaman karena harus dengan terpaksa menyeret dirinya pulang kerumah dengan beban yang sepuluh kali lipat lebih berat dari sebelumnya akibat spons yang dimuatnya menyerap air sungai.

Tujuh Burung Gagak

Dahulu, ada seorang laki-laki yang memiliki tujuh orang anak laki-laki, dan laki-laki tersebut belum memiliki anak perempuan yang lama diidam-idamkannya. Seriiring dengan berjalannya waktu, istrinya akhirnya melahirkan seorang anak perempuan. Laki-laki tersebut sangat gembira, tetapi anak perempuan yang baru lahir itu sangat kecil dan sering sakit-sakitan. Seorang tabib memberitahu laki-laki tersebut agar mengambil air yang ada pada suatu sumur dan memandikan anak perempuannya yang sakit-sakitan dengan air dari sumur itu agar anak tersebut memperoleh berkah dan kesehatan yang baik. Sang ayah lalu menyuruh salah seorang anak laki-lakinya untuk mengambil air dari sumur tersebut. Enam orang anak laki-laki lainnya ingin ikut untuk mengambil air dan masing-masing anak laki-laki itu sangat ingin untuk mendapatkan air tersebut terlebih dahulu karena rasa sayangnya terhadap adik perempuan satu-satunya. Ketika mereka tiba di sumur dan semua berusaha untuk mengisi kendi yang diberikan kepada mereka, kendi tersebut jatuh ke dalam sumur. Ketujuh anak laki-laki tersebut hanya terdiam dan tidak tahu harus melakukan apa untuk mengambil kendi yang jatuh, dan tak satupun dari mereka berani untuk pulang kerumahnya.
Ayahnya yang menunggu di rumah akhirnya hilang kesabarannya dan berkata, "Mereka pasti lupa karena bermain-main, anak nakal!" Karena takut anak perempuannya bertambah sakit, dia lalu berteriak marah, "Saya berharap anak laki-lakiku semua berubah menjadi burung gagak." Saat kata itu keluar dari mulutnya, dia mendengar kepakan sayap yang terbang di udara, sang Ayah lalu keluar dan melihat tujuh ekor burung gagak hitam terbang menjauh. Sang Ayah menjadi sangat menyesal karena mengeluarkan kata-kata kutukan dan tidak tahu bagaimana membatalkan kutukan itu. Tetapi walaupun kehilangan tujuh orang anak laki-lakinya, sang Ayah dan Ibu masih mendapatkan penghiburan karena kesehatan anak perempuannya berangsur-angsur membaik dan akhirnya anak perempuan tersebut tumbuh menjadi gadis yang cantik.
Gadis itu tidak pernah mengetahui bahwa dia mempunyai tujuh orang kakak laki-laki karena orangtuanya tidak pernah memberitahu dia, sampai suatu hari secara tidak sengaja gadis tersebut mendengar percakapan beberapa orang, "Gadis tersebut memang sangat cantik, tetapi gadis tersebut harus disalahkan karena mengakibatkan nasib buruk pada ketujuh saudaranya." Gadis tersebut menjadi sangat sedih dan bertanya kepada orangtuanya tentang ketujuh saudaranya. Akhirnya orangtuanya menceritakan semua kejadian yang menimpa ketujuh saudara gadis itu. Sang Gadis menjadi sangat sedih dan bertekad untuk mencari ketujuh saudaranya secara diam-diam. Dia tidak membawa apapun kecuali sebuah cincin kecil milik orangtuanya, sebuah roti untuk menahan lapar dan sedikit air untuk menahan haus.
Gadis tersebut berjalan terus, terus sampai ke ujung dunia. Dia menemui matahari, tetapi matahari terlalu panas, lalu dia kemudian menemui bulan, tetapi bulan terlalu dingin, lalu dia menemui bintang-bintang yang ramah kepadanya. Saat bintang fajar muncul, bintang tersebut memberikan dia sebuah tulang ayam dan berkata, "Kamu harus menggunakan tulang ini sebagai kunci untuk membuka gunung yang terbuat dari gelas, disana kamu akan dapat menemukan saudara-saudaramu.
Gadis tersebut kemudian mengambil tulang tersebut, menyimpannya dengan hati-hati di pakaiannya dan pergi ke arah gunung yang di tunjuk oleh bintang fajar. Ketika dia telah tiba di gunung tersebut, dia baru sadar bahwa tulang untuk membuka kunci gerbang gunung telah hilang. Karena dia berharap untuk menolong ketujuh saudaranya, maka sang Gadis lalu mengambil sebilah pisau, memotong jari kelinkingnya dan meletakkannya di depan pintu gerbang. Pintu tersebut kemudian terbuka dan sang Gadis dapat masuk kedalam, dimana seorang kerdil menemuinya dan bertanya kepadanya, "Anakku, apa yang kamu cari?" "Saya mencari tujuh saudaraku, tujuh burung gagak," balas sang Gadis. Orang kerdil tersebut lalu berkata, "Tuanku belum pulang ke rumah, jika kamu ingin menemuinya, silahkan masuk dan kamu boleh menunggunya di sini." Lalu orang kerdil tersebut menyiapkan makan siang pada tujuh piring kecil untuk ketujuh saudara laki-laki sang Gadis yang telah menjadi burung gagak. Karena lapar, sang Gadis mengambil dan memakan sedikit makanan yang ada pada tiap-tiap piring dan minum sedikit dari tiap-tiap gelas kecil yang ada. Tetapi pada gelas yang terakhir, dia menjatuhkan cincin milik orangtuanya yang dibawa bersamanya.
Tiba-tiba dia mendengar kepakan sayap burung di udara, dan saat itu orang kerdil itu berkata, "Sekarang tuanku sudah datang." Saat ketujuh burung gagak akan mulai makan, mereka menyadari bahwa seseorang telah memakan sedikit makanan dari piring mereka. "Siapa yang telah memakan makananku, dan meminum minumanku?" kata salah satunya. Saat burung gagak yang terakhir minum dari gelasnya, sebuah cincin masuk ke mulutnya dan ketika burung tersebut memperhatikan cincin tersebut, burung gagak tersebut berkata, "Diberkatilah kita, saudara perempuan kita yang tersayang mungkin ada disini, inilah saatnya kita bisa terbebas dari kutukan." Sang Gadis yang berdiri di belakang pintu mendengar perkataan mereka, akhirnya maju kedepan dan saat itu pula, ketujuh burung gagak berubah kembali menjadi manusia. Mereka akhirnya berpelukan dan pulang bersama ke rumah mereka dengan bahagia.