...mungkin hari ini kita tidak boleh menyelesaikan satu perjuangan. Tetapi hari esok masih ada perjuangan lain yang perlu diteruskan. Di sinilah perlunya KESABARAN....
Selasa, 25 September 2012
GOLDEN RATIO
Golden Ratio – Pada Anatomi Tubuh Manusia
Tubuh manusia pun tak luput dari rasio tersebut. Coba anda hitung sendiri :
* panjang dari pangkal lengan – sikut / sikut – ujung jari
* panjang dari ubun ubun – dagu / ubun ubun – sambungan kepala leher
* panjang lutut ke kaki / panjang dari abdomen ke lutut…dan lain sebagainya… Semuanya terpaku di angka 0,61… Jari-jari kita pun juga mengandung Golden Ratio.
Perbandingan antar buku jari pun ternyata sesuai dengan deret Fibonacci : 2, 3, 5 dan 8 yang merupakan Deret Fibonacci –
Golden Ratio Points.
Golden Ratio Points Berlaku pula untuk Organ Dalam Tubuh Kita yaitu Paru-paru. Pada Tahun 1987, B.J West & Dr. A.L Goldberger berhasil mengungkapkan Golden Ratio di paru-paru kita. Secara anatomis, paru-paru kita mirip bentuk pohon yang sudah kering. Coba amati lebih teliti, bentuknya pun tidak simetris. Sebagai contoh, saluran udara yang memisahkan 2 bronchi; salah satunya lebih panjang dari yang lain. Bentuk a-simetris ini terus berlanjut ke cabang berikutnya. Dan yang menakjubkan, rata-rata bronchus yang satu dengan bronchus yang lain ada di angka 0,61.
Jumaat, 10 Ogos 2012
MUTIARA KATA...SEKADAR RENUNGAN...
Hidup memerlukan pengorbanan. pengorbanan memerlukan perjuangan. perjuangan memerlukan ketabahan. ketabahan memerlukan keyakinan. keyakinan pula menentukan kejayaan. kejayaan pula akan menentukan kebahagiaan.
Jika anda menyayangi seseorang itu kerana Allah, maka janganlah bertengkar dan berbalah dengannya, janganlah menanyakan sesiapa tentangnya, kerana orang yang ditanya itu mungkin memberitahu anda perkara yang mengelirukan yang boleh menghalang perhubungan anda dengan orang itu.
“rezeki.. ada di mana2, datang tanpa diduga, tepat pada masa, yg penting, usaha & tawakkal”
Perbezaan antara orang yang berjaya dengan orang yang gagal terletak pada rohaninya. apa yang dapat difikirkan menentukan apa yang akan dicapai.
Bukti yang paling jelas tentang ketajaman akal fikiran seseorang ialah apabila ia dapat mempernyatakan apa yang ia mahu dengan secara ringkas.
Orang yang terakhir tertawanya, tentu lebih banyak tertawa.
Berfikir secara rasional tanpa dipengaruhi oleh naluri atau emosi merupakan satu cara menyelesaikan masalah yg paling berkesan
Apakah diharapkan hujan tanpa awan.
Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya, “Setiap mata akan menangis pada hari kiamat kecuali mata yang menutup dari melihat sesuatu yang haram, mata yang berjalan malam dalam jihad pada jalan Allah dan mata yang menitiskan air mata sekali pun sebesar kepala lalat kerana takutkan Allah.” (H.R Abu Naim)
Sesiapa yang tidak pernah merasai kepahitan tidak akan mengenal kemanisan.
Dunia ini ibarat pentas. Kita adalah pelakonnya. Maka berlumba-lumbalah beramal supaya hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Selemah-lemah manusia ialah orang yg tak boleh mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yg mensia-siakan sahabat yg telah dicari ( Saidina Ali)
Sahabat yang setia bagai pewangi yang mengharumkan. Sahabat sejati menjadi pendorong impian. Sahabat berhati mulia membawa kita ke jalan Allah.
Jadilah cahaya suram yang kekal abadi sinarannya dan elakkan daripada menjadi cahaya terang yang bersifat seketika cuma.
Cakap sahabat yang jujur lebih besar harganya daripada harta benda yg diwarisi dari nenek moyang (Saidina Ali)
Air mata wanita adalah senjata yang membuahkan kemenangan.
Berfikir itu cahaya, kelalaian itu kegelapan, kejahilan itu kesesatan dan manusia yang paling hina ialah orang yang menganiaya orang bawahannya.
SEBUAH RENUNGAN BAGI PARA REMAJA KITA...
Bonda,
Dalam hati pernah bercerita.
Berkata tentang kita.
Tentang susah senang hidup kita.
Tentang pahit getir perjalanan kita.
Dalam hati pernah bercerita.
Berkata tentang kita.
Tentang susah senang hidup kita.
Tentang pahit getir perjalanan kita.
Bonda,
Jika dahulu aku buntu.
Jika dahulu aku runsing.
Dan jika dahulu aku buta.
Doa mu masih tak jemu menyusurku.
Jika dahulu aku buntu.
Jika dahulu aku runsing.
Dan jika dahulu aku buta.
Doa mu masih tak jemu menyusurku.
Bonda,
Biar merpati beralih arah.
Mendung timbul di celahan kaca.
Hujan turun di kutub utara.
Kau insan terindah figura dunia.
Biar merpati beralih arah.
Mendung timbul di celahan kaca.
Hujan turun di kutub utara.
Kau insan terindah figura dunia.
Warna memori.
Adakala terluka dan terhiris.
Tiada ku kecil dan tiada ku besar.
Dan bila sang hitam menjelma.
Wajah mu sering bermain di kotak mindaku.
Hingga terbawa di buai lena maya.
Adakala terluka dan terhiris.
Tiada ku kecil dan tiada ku besar.
Dan bila sang hitam menjelma.
Wajah mu sering bermain di kotak mindaku.
Hingga terbawa di buai lena maya.
Bonda,
Katakan lah apa saja.
Lautan merah aku renangi.
Gunung tertinggi aku daki.
Si pelangi aku cari.
Setia ku tak kan pudar.
Walau datang ribut melanda.
Katakan lah apa saja.
Lautan merah aku renangi.
Gunung tertinggi aku daki.
Si pelangi aku cari.
Setia ku tak kan pudar.
Walau datang ribut melanda.
Bonda,
Jika aku pergi dulu.
Jangan ditangisi semua itu.
Tidak ku sanggup melihat dirimu berduka lagi.
Akan ku kenang peristiwa semalam.
Mencintai mu adalah perkara teristimewa.
Buatku bonda.
Jika aku pergi dulu.
Jangan ditangisi semua itu.
Tidak ku sanggup melihat dirimu berduka lagi.
Akan ku kenang peristiwa semalam.
Mencintai mu adalah perkara teristimewa.
Buatku bonda.
CERITA KANAK-KANAK
Tersebutlah kisah nun jauh di pedalaman,
tinggalnya seorang pemotong kayu yang tua dan miskin. Adapun kemampuannya
hanyalah mencari rezeki dengan menebang pokok yang sederhana besarnya untuk
dijual sebagai kayu api. Hanya isterinyalah peneman hidup saban hari tanpa
dikurniakan anak.
Dijadikan cerita, takdirnya pada suatu
pagi.......
Pergilah si tua tersebut jauh ke hutan
untuk menebang pokok untuk dibuat kayu api. Tidak seperti kebiasaannya, kali
ini si isteri tidak dapat menemani si suami kerana sakit.
Maka ke hutanlah si tua seorangan awal
pagi sebelum terbit mentari untuk mencari kayu api. Seharianlah si tua menebang
pokok dengan kapak besinya yang telah uzur seuzur usianya.... Sehinggalah
kepenatan tidak jua dia berhenti.....
Tiba-tiba... genggamannya semakin lemah
lalu terlepas kapak kesayangan dari tangannya lalu tercebur kedalam sungai yg
dalam. Menangis sayulah si tua kerana kehilangan kapak yang menjadi punca
rezeki... hendak terjun mencari takut disambar arus... meratap lah ia
mengenangkan nasib...
Maka...bersimpatilah pari-pari dilangit
melihat kegundahan si tua tersebut.... lalu turunlah ia bertanya... "wahai
orang tua... kenapa bersedih hati"...
Dengan nada perasaan takut dan terkejut
diperamati benar-benar, maka tahulah dia si pari-pari telah turun kebumi
menyapakan....lalu diceritakan apa yang berlaku...
"Baiklah..akan kubantu mencari
kapak engkau yang tenggelam"... lalu dengan serta merta terjunlah si
pari-pari ke dalam sungai.... selang beberapa minit timbul lah kembali si
paripari sambil mebawa kapak emas lalu dihulur kepada situa.... Dengan sedih
jawab situa "..bukan..ini bukan kepunyaan hamba...tidak mampu hamba
memiliki kapak emas ini"....
Lalu terjunlah sekali lagi si pari-pari
ke dalam sungai dan timbul kembali bersama kapak perak. Tidak jua mengaku si
tua kerana itu bukan kapak miliknya. Sekali lagi si pari-pari terjun lalu
membawa pula kapak gangsa. Tidak juga si tua itu menerimanya sehinggalah si
pari-pari membawakannya kapak besi yang uzur.
Maka apabila terpandang akan kapak
itu...giranglah hatinya kerana itulah kapak miliknya. Lalu si pari-pari
menyerahkan kapak tersebut kepada si tua. Sebagai balasan kejujuranya kapak
emas, perak dan gangsa turut dihadiahkan.
Pulanglah si tua dengan hati yang
gembira. Sesampainya ke rumah lalu diceritakan kepada isterinya apa yang
berlaku. Si isteri turut bergembira dengan kejujuran suaminya.
Keesokan harinya isteri
si tua itupun sihat...
Keledai dan Garam Muatannya
Seorang pedagang, menuntun keledainya
untuk melewati sebuah sungai yang dangkal. Selama ini mereka telah melalui
sungai tersebut tanpa pernah mengalami satu pun kecelakaan, tetapi kali ini,
keledainya tergelincir dan jatuh ketika mereka berada tepat di tengah-tengah
sungai tersebut. Ketika pedagang tersebut akhirnya berhasil membawa keledainya
beserta muatannya ke pinggir sungai dengan selamat, kebanyakan dari garam yang
dimuat oleh keledai telah meleleh dan larut ke dalam air sungai. Gembira karena
merasakan muatannya telah berkurang sehingga beban yang dibawa menjadi lebih
ringan, sang Keledai merasa sangat gembira ketika mereka melanjutkan perjalanan
mereka.
Pada hari berikutnya, sang Pedagang kembali
membawa muatan garam. Sang Keledai yang mengingat pengalamannya kemarin saat
tergelincir di tengah sungai itu, dengan sengaja membiarkan dirinya tergelincir
jatuh ke dalam air, dan akhirnya dia bisa mengurangi bebannya kembali dengan
cara itu.
Pedagang yang merasa marah, kemudian membawa
keledainya tersebut kembali ke pasar, dimana keledai tersebut di muati dengan
keranjang-keranjang yang sangat besar dan berisikan spons. Ketika mereka
kembali tiba di tengah sungai, sang keledai kembali dengan sengaja menjatuhkan
diri, tetapi pada saat pedagang tersebut membawanya ke pinggir sungai, sang
keledai menjadi sangat tidak nyaman karena harus dengan terpaksa menyeret
dirinya pulang kerumah dengan beban yang sepuluh kali lipat lebih berat dari
sebelumnya akibat spons yang dimuatnya menyerap air sungai.
Tujuh Burung Gagak
Dahulu, ada seorang laki-laki yang memiliki
tujuh orang anak laki-laki, dan laki-laki tersebut belum memiliki anak
perempuan yang lama diidam-idamkannya. Seriiring dengan berjalannya waktu,
istrinya akhirnya melahirkan seorang anak perempuan. Laki-laki tersebut sangat
gembira, tetapi anak perempuan yang baru lahir itu sangat kecil dan sering
sakit-sakitan. Seorang tabib memberitahu laki-laki tersebut agar mengambil air
yang ada pada suatu sumur dan memandikan anak perempuannya yang sakit-sakitan
dengan air dari sumur itu agar anak tersebut memperoleh berkah dan kesehatan
yang baik. Sang ayah lalu menyuruh salah seorang anak laki-lakinya untuk
mengambil air dari sumur tersebut. Enam orang anak laki-laki lainnya ingin ikut
untuk mengambil air dan masing-masing anak laki-laki itu sangat ingin untuk
mendapatkan air tersebut terlebih dahulu karena rasa sayangnya terhadap
adik perempuan satu-satunya. Ketika mereka tiba di sumur dan semua berusaha
untuk mengisi kendi yang diberikan kepada mereka, kendi tersebut jatuh ke dalam
sumur. Ketujuh anak laki-laki tersebut hanya terdiam dan tidak tahu harus
melakukan apa untuk mengambil kendi yang jatuh, dan tak satupun dari mereka
berani untuk pulang kerumahnya.
Ayahnya yang menunggu di rumah akhirnya
hilang kesabarannya dan berkata, "Mereka pasti lupa karena bermain-main,
anak nakal!" Karena takut anak perempuannya bertambah sakit, dia lalu
berteriak marah, "Saya berharap anak laki-lakiku semua berubah menjadi
burung gagak." Saat kata itu keluar dari mulutnya, dia mendengar kepakan
sayap yang terbang di udara, sang Ayah lalu keluar dan melihat tujuh ekor
burung gagak hitam terbang menjauh. Sang Ayah menjadi sangat menyesal karena
mengeluarkan kata-kata kutukan dan tidak tahu bagaimana membatalkan kutukan
itu. Tetapi walaupun kehilangan tujuh orang anak laki-lakinya, sang Ayah dan
Ibu masih mendapatkan penghiburan karena kesehatan anak perempuannya
berangsur-angsur membaik dan akhirnya anak perempuan tersebut tumbuh menjadi
gadis yang cantik.
Gadis itu tidak pernah mengetahui bahwa dia
mempunyai tujuh orang kakak laki-laki karena orangtuanya tidak pernah
memberitahu dia, sampai suatu hari secara tidak sengaja gadis tersebut
mendengar percakapan beberapa orang, "Gadis tersebut memang sangat cantik,
tetapi gadis tersebut harus disalahkan karena mengakibatkan nasib buruk pada
ketujuh saudaranya." Gadis tersebut menjadi sangat sedih dan bertanya
kepada orangtuanya tentang ketujuh saudaranya. Akhirnya orangtuanya
menceritakan semua kejadian yang menimpa ketujuh saudara gadis itu. Sang Gadis
menjadi sangat sedih dan bertekad untuk mencari ketujuh saudaranya secara
diam-diam. Dia tidak membawa apapun kecuali sebuah cincin kecil milik
orangtuanya, sebuah roti untuk menahan lapar dan sedikit air untuk menahan haus.
Gadis tersebut berjalan terus, terus sampai
ke ujung dunia. Dia menemui matahari, tetapi matahari terlalu panas, lalu dia
kemudian menemui bulan, tetapi bulan terlalu dingin, lalu dia menemui
bintang-bintang yang ramah kepadanya. Saat bintang fajar muncul, bintang
tersebut memberikan dia sebuah tulang ayam dan berkata, "Kamu harus
menggunakan tulang ini sebagai kunci untuk membuka gunung yang terbuat dari
gelas, disana kamu akan dapat menemukan saudara-saudaramu.
Gadis tersebut kemudian mengambil tulang
tersebut, menyimpannya dengan hati-hati di pakaiannya dan pergi ke arah gunung
yang di tunjuk oleh bintang fajar. Ketika dia telah tiba di gunung tersebut,
dia baru sadar bahwa tulang untuk membuka kunci gerbang gunung telah hilang.
Karena dia berharap untuk menolong ketujuh saudaranya, maka sang Gadis lalu
mengambil sebilah pisau, memotong jari kelinkingnya dan meletakkannya di depan
pintu gerbang. Pintu tersebut kemudian terbuka dan sang Gadis dapat masuk
kedalam, dimana seorang kerdil menemuinya dan bertanya kepadanya, "Anakku,
apa yang kamu cari?" "Saya mencari tujuh saudaraku, tujuh burung
gagak," balas sang Gadis. Orang kerdil tersebut lalu berkata, "Tuanku
belum pulang ke rumah, jika kamu ingin menemuinya, silahkan masuk dan kamu
boleh menunggunya di sini." Lalu orang kerdil tersebut menyiapkan makan
siang pada tujuh piring kecil untuk ketujuh saudara laki-laki sang Gadis yang
telah menjadi burung gagak. Karena lapar, sang Gadis mengambil dan memakan
sedikit makanan yang ada pada tiap-tiap piring dan minum sedikit dari tiap-tiap
gelas kecil yang ada. Tetapi pada gelas yang terakhir, dia menjatuhkan cincin
milik orangtuanya yang dibawa bersamanya.
Tiba-tiba dia mendengar kepakan sayap
burung di udara, dan saat itu orang kerdil itu berkata, "Sekarang tuanku
sudah datang." Saat ketujuh burung gagak akan mulai makan, mereka
menyadari bahwa seseorang telah memakan sedikit makanan dari piring mereka.
"Siapa yang telah memakan makananku, dan meminum minumanku?" kata
salah satunya. Saat burung gagak yang terakhir minum dari gelasnya, sebuah
cincin masuk ke mulutnya dan ketika burung tersebut memperhatikan cincin
tersebut, burung gagak tersebut berkata, "Diberkatilah kita, saudara
perempuan kita yang tersayang mungkin ada disini, inilah saatnya kita bisa terbebas
dari kutukan." Sang Gadis yang berdiri di belakang pintu mendengar
perkataan mereka, akhirnya maju kedepan dan saat itu pula, ketujuh burung gagak
berubah kembali menjadi manusia. Mereka akhirnya berpelukan dan pulang bersama
ke rumah mereka dengan bahagia.
Adat Resam Kaum-kaum Di
Malaysia
Adat resam boleh ditakrifkankan sebagai aturan atau
segala macam perbuatan dan cara hidup. Ianya mencerminkan segala perbuatan yang
adakalanya dilakukan setiap hari ataupun musim sama ada berpandukan bulan atau
tahun. Ini ialah perkara yang selalu difahami oleh khalayak berkenaan dengan
adat resam. Suatu perkataan yang sinonim dengan adat ialah budaya. Walaupun
dari aspek bunyinya ia berbeza, tetapi dari segi pengertiannya, ia adalah
konsep yang saling bergantung dan sama. Kebiasaan ini merupakan cara harian
kita seperti berpakaian, cara makan dan minum, jadual harian dan banyak lagi.
Masyarakat Malaysia ialah suatu masyarakat yang
bersifat majmuk dan pelbagai. Ia juga dikenali sebagai masyarakat Jawi iaitu
masyarakat yang bercampur dari pelbagai latar belakang. Masyarakat Malaysia atau masyarakat Jawi yang mempunyai
pelbagai latar belakang. Oleh sebab itu, setiap bangsa atau ras didalam sistem
sosial Malaysia pastinya berbeza satu sama lain dari segi latar belakangnya.
Tidak terkecuali berbeza dari segi adat dan budaya.
Selain itu, adat resam juga merupakan
upacara-upacara dalam pusingan kehidupan seseorang manusia misalnya adat
kelahiran, adat berkhatan ( untuk orang Islam ), adat perkahwinan dan adat
kematian serta memperingatinya setiap tahun.
Adat resam juga merupakan upacara dalam kalendar
kehidupan sepanjang tahun. Contohnya, adat mengenai pertanian dari menanam
hingga menuai padi dan upacara puja pantai bagi para nelayan. Terdapat juga
adat yang merupakan perayaan tahunan seperti menyambut Tahun Baru Cina atau
Kristian, perayaan Hari Raya Puasa Islam, perayaan Thaipusam dan Deepavali
Tamil atau perayaan Gawai Iban dan Keamatan Kadazandusun. Semua adat resam ini
adalah cerminan budi bahasa.
Adat resam masyarakat Melayu adalah berasaskan
kepada ajaran agama Islam dan warisan kebudayaan mereka. Orang Melayu biasanya
saling menyapa dengan ucapan “Salam” dan berjabat tangan. Kepada orang bukan Islam mereka mengucapkan
“Selamat pagi” atau sebagainya mengikut keadaan. Pada setiap hari Jumaat pula
mereka mengadakan sembahyang Jumaat beramai-ramai di masjid. Pada bulan-bulan
tertentu mereka mengadakan acara ibadat tertentu seperti bulan Muharam dengan
sambutan awal Muharam, Ramadan dengan berpuasa selama sebulan, Syawal dengan
Hari raya Puasa, Zulkaedah, Zulhijah dengan pergi Mekah untuk naik haji dan
merayakan Hari Raya Haji atau Raya Korban.
Dari segi adat istiadat dan upacara pula terdapat
beberapa jenis adat dalam perubahan hidup orang Melayu semasa menyambut
kelahiran seorang bayi. Jika bayi lelaki dilahirkan, sebaik sahaja dibersihkan
dan dibedung, dia disambut oleh seorang lelaki dewasa yang menyerukan ‘azan’
perlahan-lahan di telinganya. Jika bayi perempuan diserukan dengan ‘Iqamat’.
Kebiasaannya setelah beberapa hari, sekurangnya
seminggu, seorang anak itu diberi nama dan dicukur rambutnya. Bagi kanak-kanak
lelaki mereka dikhatankan semasa berumur 6 hingga 10 tahun manakala perempuan
mereka dikhatankan semasa masih bayi lagi.
Bagi wanita yang hamil, beberapa upacara dan pantang
larang diikuti. Bagi anak pertama secara tradisi diadakan upacara ‘lenggang
perut’. Ini bertujuan untuk menjaga keselamatan semasa bayi dilahirkan ataupun
semasa berada dalam kandungan.
Di samping upacara-upacara tadi terdapat juga
upacara dalam sistem pertanian seperti penanaman padi, menangkap ikan dan juga
membina rumah. Ada juga tradisi berkaitan hantu dan kejadian alam yang
mempunyai pantang larang. Banyak pantang larang dahulu telah dilupakan dan
tidak lagi diamalkan oleh masyarakat Islam atau Melayu dewasa kini.
Kaum Cina di Malaysia mempunyai beberapa pegangan
dalam menjalankan proses kehidupan mereka seperti juga lain-lain kaum. Masyarakat
Cina juga mempunyai adat tentang perkahwinan, kematian, dan sebagainya. Apa
yang menarik berkenaan adat kaum Cina ialah suatu bentuk adat dan petua untuk
kehidupan yang mereka namakan “Feng Shui”. Pengaruhnya “Feng Shui” masih
menebal dalam kalangan mereka pada hari ini. Lazimnya adat istiadat Cina
dipengaruhi oleh unsur Buddha yang menjadi pegangan kebanyakan ahli dalam
masyarakat Cina. Falsafah lampau juga banyak mempengaruhi adat istiadat Cina
sehingga menyebabkan mereka mempunyai pelbagai acara-acara dan pantang larang
yang berorientasikan adat.
Adat resam orang Cina terdiri daripada pelbagai
kepercayaan tentang alam dan campuran falsafah serta etika dari ahli-ahli fikir
zaman kuno serta agama Buddha. Tanpa kepercayaan khusus tentang Tuhan maka
keluarga dan negara menjadi tumpuan pemujaan mereka. Dalam keluarga, roh nenek
moyang menjadi tumpuan pemujaan. Ia ditandakan oleh sekeping Papan Peringatan (
tablet ) yang dicatatkan nama keturunannya. Papan ini merupakan tumpuan
penyembahan keluarga dan diletakkan di ruang tamu rumah. Setelah beberapa
generasi barulah papan ini disimpan di rumah klen ( huay kuan ) ataupun
di rumah tokong.
Lebih luas dari keluarga ialah persatuan
perdagangan dan juga klen yang memuja seorang leluhur atau nenek moyang yang sama. Oleh kerana klen itu
sangat penting maka di kalangan orang Cina terdapat nama keluarga. Secara
tradisi terdapat banyak nama keluarga dan ianya diturunkan melalui anak lelaki.
Kepentingan meneruskan keluarga menyebabkan perkahwinan seorang lelaki amat
penting.
Kelahiran seorang anak pula mengikut beberapa adat
pantang larang untuk menjaga kesihatan si ibu dan kandungan. Pada hari ke 29
bayi dicukur dan rambutnya dibungkus dengan kain merah dan digantung dekat
bantalnya selama 100 hari dan kemudian dibuang ke sungai. Setelah sebulan
upacara Bulan Penuh akan diadakan dengan meriah. Ulang tahun kelahirannya tidak
diperingati kecuali oleh anaknya pada waktu tua secara besaran.
Sepanjang tahun banyak sekali perayaan yang diikuti
oleh orang Cina. Setiap bulan ada kegiatan dan upacara serta dewanya untuk
dipuja. Adat resam mereka amatlah banyak dan dilakukan mengikut perubahan
‘musim’ terutama musim pertanian dan iklim seperti di negeri China. Antara
upacara-upacara yang diraikan masyarakat Cina selain dari Tahun Baru Cina dan
Chap Goh Meh ialah adat Ulang Tahun Kematian, adat Puja Kampung, adat Mencuci
Kubur, Sembahyang Hajat dan Menjamu Keramat. Adat-adat ini tampak seumpama
perbuatan-perbuatan yang menjadi amalan masyarakat Melayu. Namun ianya pastilah
berbeza dan dijalankan dengan cara dan matlamat yang berbeza bagi mewujudkan
identiti masyarakat Cina yang tersendiri.
Masyarakat India, khususnya Tamil mengikut adat
resam agama Hindu meskipun ramai orang India yang beragama lain. Mereka menyapa
dengan sebutan ‘vanakam’. Keluarga amat penting dalam masyarakat Tamil.
Meskipun bapa memainkan peranan utama tetapi ibu adalah paling dihormati yang
dianggap mulia, “Ibu adalah umpama Tuhan” dan anak perempuan pun dipanggil
‘amma’ seperti seorang ibu.
Suami pula di dalam masyarakat India adalah ‘Tuhan
bagi isterinya’ dan mesti sentiasa dihormati. Oleh kerana itu, proses perkahwinan
India mesti ditentukan oleh seorang ketua agama yang membuat tilikan masa
bertuah serta keserasian pasangan yang akan berkahwin. Masa perkahwinan yang
dianggap bertuah amatlah penting bagi menjalankan segala acara dan upacara
untuk mengelakkan berlakunya malapetaka ataupun nasib buruk. Untuk mengelakkan
dari keadaan buruk, maka biasanya perkahwinan dilakukan pada waktu tengah malam
atau waktu matahari akan naik. Upacara perkahwinan dilakukan di rumah pengantin
perempuan ataupun di kuil oleh seorang ketua agama.
Seperti juga adat kaum-kaum lain, kelahiran seorang
bayi adalah acara yang penting kepada keluarga dan masyarakat India. Selama 16
hari selepas kelahiran bayi, ahli keluarga tidak boleh melakukan sebarang
upacara agama. Pada hari ke 16 kelahiran, upacara penting diadakan untuk
menamakan anak. Ketika ini rumah dan buaian akan dihias cantik dan jiran-jiran
dijemput bersama meraikan upacara tersebut.
Dari aspek perayaan, terdapat banyak perayaan di
kalangan masyarakat India. Mengikut kalendar Hindu mereka akan mengadakan
pelbagai upacara sembahyang berkaitan musim dan perubahan tahun seperti di
negeri India. Masyarakat Hindu akan bersembahyang sebanyak tiga kali sehari
iaitu pada waktu pagi, tengahari dan petang di tempat tertentu di rumah.
Perayaan kaum India diadakan dengan mengikuti
peredaran bulan dan setiap bulan ditandakan oleh bulan mengembang dan bulan
menirus. Terdapat 21 jenis perayaan didalam adat masyarakat India.
Perayaan-perayaan itu termasuklah Deepavali, Thaipusam dan Thaiponggal.
Secara ringkas bolehlah dikatakan aspek adat resam
yang menjadi teras identiti dan keperibadian negara Malaysia telah dapat
diterima dan diikuti secara beransur-ansur oleh setiap golongan rakyat
Malaysia. Namun demikian pelaksanaannya pasti rumit dan tidak akan dapat
dicapai dalam masa yang singkat. Kesedaran dan kefahaman yang luas akan dapat
membantu mencapai hasrat dan cita-cita pelaksanaan ini kerana dengan keinsafan
itu sahaja adat yang membentuk identiti dan keperibadian kebangsaan akan dapat
dibezakan dengan adat yang bersifat kesukuan atau perkauman. Identiti dan
keperibadian yang dipupuk itu akan mencirikan sifat-sifat persamaan yang
melampaui batas-batas suku kaum dan akan memperlihatkan keperibadian kebangsaan
Malaysia itu sendiri sebagai sebuah negara yang merdeka dan bermaruah.
Nukilan,
Mahadzir bin Shaari
Foon Yew 5.
KOLEKSI PANTUN MAJLIS
PANTUN
PEMBUKA ACARA
Melati
kuntum tumbuh melata,
Sayang
merbah di pohon cemara;
Assalamualaikum
mulanya kata,
Saya
sembah pembuka bicara.
Ingin
rasa memakan kari,
Kari
cendawan batang keladi;
Girang
rasa tidak terperi,
Bertemu
tuan yang baik budi.
Mencari
timba si anak dara,
Di bawah
sarang burung tempua;
Salam
sembah pembuka bicara,
Selamat
datang untuk semua.
Sayang
kumbang mencari makan,
Terbang
seiring di tepi kali;
Selamat
datang kami ucapkan,
Moga
diiring restu Ilahi.
Ke Pekan
Kuala membeli bingka,
Sayang
pesanan terlupa sudah;
Majlis
bermula tirai dibuka,
Dengan
alunan madah yang indah.
Indah
berbalam si awan petang,
Berarak
di celah pepohon ara;
Pemanis
kalam selamat datang,
Awal
bismillah pembuka bicara.
PANTUN
BACAAN DOA
Kalau
pergi Tanjung Keramat,
Anak
manis jangan diangkat;
Bersama
kita memohon rahmat,
Moga
majlis mendapat berkat.
Tetak
buluh kajang sepuluh,
Laksana
dititing kias ibarat;
Angkat
tangan jemari sepuluh,
Doa di
pohon biar selamat.
Lebat
kemiri pohonnya rendah,
Dahan
terikat tali perkasa;
Sepuluh
jari kami menadah,
Mohon
berkat yang Maha Esa.
Tetak
buluh kajang sepuluh,
Mari
jolok sarang penyengat;
Angkat
tangan jemari sepuluh,
Doa di
pohon biar selamat.
PANTUN
JEMPUT MAKAN
Lebat
rumbia di Sungai Kedah,
Sayang
senduduk di tepi muara;
Penganan
mulia terletak sudah,
Samalah
duduk menjamu selera.
Terbang
sekawan si burung merbuk,
Batang
selasih di Tanjung Dara;
Padamu
tuan kami persembah,
Santapan
kasih juadah mesra.
Kalau
tuan pikat cemara,
Buatlah
bara bakar selasih;
Sudilah
tuan jamu selera,
Hidangan
mesra pengikat kasih.
Sungguh
indah bunga kemboja,
Di bawah
atap tepi halaman;
Juadah
sudah letak di meja,
Sudilah
santap tuan budiman.
PANTUN
UCAPAN ALU-ALUAN
Bukan
rumput sebarang rumpun,
Rumput
penghias tepi halaman;
Bukan
jemput sebarang jemput,
Jemput
memohon kata aluan.
Duduk
sekawan gadis jelita,
Buat
santapan untuk pahlawan;
Tampillah
tuan kami meminta,
Madah
ucapan kata aluan.
Sudilah
tuan jalan berlapan,
Jalan
berlapan di malam kelam;
Sudilah
tuan beri ucapan,
Kata
aluan pemanis kalam.
PANTUN
UCAPAN PERASMIAN
Terbang
di awan burung jentayu,
Di atas
papan batang jerami;
Tampillah
tuan kami merayu,
Bersama
ucapan kata perasmi.
Daun
semulur di pekan sari,
Batang
jerami rebah ke bumi;
Madah
dihulur sembah diberi,
Kata
perasmi hajatnya kami.
Kalau
tuan pikat kenari,
Jangan
patahkan batang jerami;
Kepada
tuan sembah diberi,
Mohon
rasmikan majlis kami.
PANTUN DI
AKHIR MAJLIS
Banyak
keluk ke penarik,
Keluk tumbuh
pohon kuini;
Nan elok
bawalah balik,
Nan tak
elok tinggallah di sini.
Bunga
dedap di atas para,
Anak
dusun pasang pelita;
Kalau
tersilap tutur bicara,
Jemari
disusun maaf dipinta.
Pohon
berangan tempat bertemu,
Girangnya
rasa si anak dara;
Baliklah
tuan membawa ilmu,
Binalah
bangsa bangunkan negara.
Di atas
dahan burung tempua,
Melihat
rusa tepi perigi;
Salam
perpisahan untuk semua,
Dilain
masa bersua lagi.
Dari
Rokan ke Indragiri,
Membawa
tinta ke Kuala Linggi;
Baliklah
tuan rehatkan diri,
Esok kita
bersua lagi.
Dari
Kedah ke pekan sari,
Beli
suasa di Kota Tinggi;
Selesai
sudah tugas diberi,
Di lain
masa bersua lagi.
Langgan:
Catatan (Atom)